Himpunan Anak Media Jakarta
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
May 2024
MonTueWedThuFriSatSun
  12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Calendar Calendar

Pencarian
 
 

Display results as :
 


Rechercher Advanced Search

Latest topics
» Ketidakadilan
Ketidakadilan EmptyTue Dec 22, 2009 1:51 pm by thomas

» Resolusi Tahun Baru 2010
Ketidakadilan EmptyWed Dec 16, 2009 2:38 pm by Rainer

» Gunung Krakatau Meletus
Ketidakadilan EmptyWed Jun 17, 2009 4:49 pm by Hadi Suwarno

Gallery


Ketidakadilan Empty

Ketidakadilan

3 posters

Go down

Ketidakadilan Empty Ketidakadilan

Post  Hadi Suwarno Thu Jun 18, 2009 11:12 am

From: thunder_club@yahoogroups.com [mailto:thunder_club@yahoogroups.com]
>
On Behalf Of Tony Silaban
> Sent: Tuesday, May 01, 2007 11:33 PM
>
To: Ditech; Hyundai; groups Silaban; Thunder
> Subject: [thunder_club]
OOT:........ Keadilan????
> Hasil sembarang comot, silahkan simak
:
>
> Terus terang, meski sudah beberapa kali mengadakan penelitian
Kriminal
> di LP, pengalaman kali ini adalah pengalaman pertama saya
ngobrol
> langsung dengan seseorang yang didakwa kasus pembunuhan
berencana.
> Dengan jantung dag dig dug, pikiran saya melayang-layang
mengira-ngira
> gambaran orang yang akan saya temui. Sudah terbayang muka
keji hanibal
> lecter, juga penjahat-penjahat berjenggot palsu ala
sinetron, dan
> gambaran-gambaran pembunuh berdarah dingin lain yang
sering saya temui
> di cerita TV.
>
> Well, akhirnya setelah
menunggu sekian lama berharap-harap cemas, salah
> satu sipir membawa
seorang anak kehadapan saya.Yup, benar seorang anak
> berumur 8 tahun.
Tingginya tidak lebih dari pinggang orang dewasa dengan
> wajah yang
diliputi senyum malu-malu. Matanya teduh dengan gerak-gerik
> yang sopan.

>
> Saya pun membaca berkas kasusnya yang diserahkan oleh sipir
itu. Sebelum
> masuk penjara ternyata ia adalah juara kelas di sekolahnya,
juara
> menggambar, jago bermain suling, juara mengaji dan azan di
tingkat
> kanak-kanak. Kemampuan berhitungnya lumayan menonjol. Bahkan
dari balik
> sekolah di dalam penjara pun nilai sekolahnya tercatat kedua
terbesar
> tingkat provinsi. Lantas kenapa ia sampai membunuh? Dengan
rencana pula?
>
> Kasus ini terjadi ketika Arif sebut saja nama
anak ini begitu, belum
> genap berusia tujuh tahun. Ayahnya yang berdagang
di sebuah pasar di
> daerah bekasi, dihabisi kepala preman yang menguasai
daerah itu. Latar
> belakangnya karena si ayah enggan membayar uang
`keamanan' yang begitu
> tinggi. Berita ini rupanya sampai di telinga
Arif. Malam esok harinya
> setelah ayahnya dikebumikan ia mendatangi
tempat mangkal preman
> tersebut. Bermodalkan pisau dapur ia menantang
orang yang membunuh
> ayahnya.
>
> "Siapa yang bunuh ayah
saya!" teriaknya kepada orang yang ada di tempat
> itu.
>
>
"Gue terus kenapa?" ujar kepala preman yang membunuh ayahnya sambil
>
disambut gelak tawa di belakangnya.
>
> Tanpa banyak bicara anak
kecil itu sambil melompat menghunuskan pisau ke
> perut si preman. Dan
tepat mengenai ulu hatinya, pria berbadan besar itu
> jatuh tersungkur ke
tanah. Arif pun langsung lari pulang ke rumah
> setelahnya. Akhirnya
selesai sholat subuh esok paginya ia digelandang ke
> kantor
polisi.
>
> "Arif nih sering bikin repot petugas di Lapas!" ujar
kepala lapas yang
> ikut menemani saya mewawancarai arif sambil tersenyum.
Ternyata sejak di
> penjara dua tahun lalu. Anak ini sudah tiga kali
melarikan diri dari
> selnya. Dan caranya pun menurut saya tergolong
ajaib.
>
> Pelarian pertama dilakukannya dengan cara yang tak
terpikirkan siapapun.
> Setiap pagi sampah-sampah dari Lapas itu di jemput
oleh mobil
> kebersihan. Sadar akan hal ini, diam-diam Arif menyelinap ke
dalam salah
> satu kantung sampah. Hasilnya 1-0 untuk Arif. Ia berhasil
keluar dari
> penjara.
>
> Pelarian kedua lebih kreatif
lagi. Anak yang doyan baca ini pernah
> membaca artikel tentang fermentasi
makanan tape (ingat loh waktu
> wawancara usianya baru 8 tahun). Dari situ
ia mendapat informasi bahwa
> tape mengandung hawa panas yang bersifat
destruktif terhadap benda
> keras. Kebetulan pula di Lapas anak ini
disediakan tape uli dua kali
> dalam seminggu. Setiap disediakan tape,
arif selalu berpuasa karena
> jatah tape itu dibalurkannya ke dinding
tembok sel tahanannya.
> Hasilnya setelah empat bulan, tembok penjara itu
menjadi lunak seperti
> tanah liat. Satu buah lubang berhasil dibuatnya.
2-0 untuk arif. Ia
> keluar penjara ke dua kalinya.
>
>
Pelarian ke tiganya dilakukan ala Mission Imposible. Arif yang ditugasi
>
membersihkan kamar mandi melihat ember sebagai sebuah solusi. Besi yang
>
berfungsi sebagai pegangan ember itu di simpannya di dalam kamarnya.
>
Tahu bahwa dirinya sudah diawasi sangat ketat, Arif memilih tempat
>
persembunyian paling aman sebelum memutuskan untuk kabur. Ruang kepala
>
Lapas menjadi pilihannya. Alasannya jelas, karena tidak pernah satu pun
>
penjaga berani memeriksa ruangan ini. Ketika tengah malam ia menyelinap
>
keluar dengan menggunakan besi pegangan ember untuk membuka pintu dan
>
gembok. Jangan tanya saya bagaimana caranya, pokoknya tahu-tahu ia sudah
>
di luar. 3-0 untuk Arif.
>
> Lantas kenapa ia bisa tertangkap
lagi? Rupanya kepintaran itu masih
> berada di sebuah kepala bocah.
Pelarian-pelariannya didorong dari rasa
> kangennya terhadap ibunya. Anak
ini keluar dari penjara hanya untuk ke
> rumah sang ibunda tercinta. Jadi
dari Lapas tanggerang ia
> menumpang-numpang mobil omprengan dan juga
berjalan kaki sekian
> kilometer dengan satu tujuan, pulang!
>

> Karena itu pula pada pelarian Arif yang ketiga, kepala Lapas yang
juga
> seorang ibu ini meminta anak buahnya untuk tidak segera menjemput
Arif.
> Hasilnya dua hari kemudian Arif kembali lagi ke lapas sambil
membawa
> surat untuk kepala Lapas yang ditulisnya
sendiri.
>
> Ibu kepala Arif minta maaf, tapi Arif kangen sama ibu
Arif. Tulisnya
> singkat.
>
> Seorang anak cerdas yang harus
terkurung dipenjara. Tapi, saya tidak
> lantas berpikir bahwa ia tidak
benar-benar bersalah dan harus
> dibebaskan. Bagaimanapun juga ia telah
menghilangkan nyawa seseorang.
> Tapi saya hanya berandai-andai jika saja,
polisi bertindak cepat
> menangkap pembunuh si ayah (secepat polisi
menangkap si Arif) pastinya
> saat ini anak pintar dan rajin itu tidak
akan berada di tempat seperti
> ini. Dan kreativitasnya yang tinggi itu
bisa berguna untuk hal yang
> lain. Sayangnya si Arif itu cuma anak
pedagang sayur miskin sementara si
> preman yang dibunuhnya selalu setia
menyetor kepada pihak berwajib
> setempat. Itulah yang namanya keadilan!

>
> Oleh AFFANDY J. ALVIS
Hadi Suwarno
Hadi Suwarno

Male Jumlah posting : 8
Age : 54
Perusahaan : Travel Club Magazine
Jabatan : Manajer Iklan
Registration date : 20.01.09

Kembali Ke Atas Go down

Ketidakadilan Empty Re: Ketidakadilan

Post  Admin Fri Aug 14, 2009 6:54 pm

waduh panjang amit... aku bantu do'a saja... Smile
Admin
Admin
Admin

Jumlah posting : 8
Registration date : 07.01.09

http://forum.hamjakarta.com

Kembali Ke Atas Go down

Ketidakadilan Empty Re: Ketidakadilan

Post  thomas Tue Dec 22, 2009 1:51 pm

menarik!

setelah membaca cerita yg lumayan panjang..
dan akhirnya mendapatkan maksut ceritanya..
saya lumayan terkesima dgn si arif (nama alias).

3 cara pelariannya pun tergolong smart..
sayang ya.. dia mendekam dipenjara..
andai nanti stlh masa hukumannya selesai
dan dia diberikan kesempatan utk menyalurkan kreativitasnya..
pasti hasilnya ok.

salud utk arif
cheers
thomas
thomas

Male Jumlah posting : 1
Age : 42
Perusahaan : PT Jakarta Globe Media
Jabatan : Ads Designer
Registration date : 22.12.09

http://www.tebarnasi.com

Kembali Ke Atas Go down

Ketidakadilan Empty Re: Ketidakadilan

Post  Sponsored content


Sponsored content


Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas


 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik