Gunung Krakatau Meletus
Halaman 1 dari 1
Gunung Krakatau Meletus
LETUSAN GUNUNG ANAK KRAKATAU CAPAI 828 KALI
Serang,
17/6 (ANTARA) - Letusan Gunung Anak Krakatau, di perairan Selat Sunda,
saat ini mencapai 828 kali sehingga status masih "siaga" atau level
III, dan berbahaya jika mendekati kawasan gunung tersebut.
"Selain letusan juga kegempaan vulkanik dangkal sebanyak 63 kali,
tremor 434 kali, dan embusan mencapai 366 kali," kata Kepala Pemantauan
Pos Gunung Anak Krakatau di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka,
Kabupaten Serang, Anton Prambudi, Rabu.
Anton mengatakan, selama sepekan terakhir ini aktivitas kegempaan vulkanik Anak Krakatau mengalami peningkatan.
Bahkan frekeunsi kegempaan dan letusan terjadi setiap interval tiga sampai enam menit.
Kondisi
demikian, hingga saat ini kawasan Gunung Anak Krakatau berbahaya karena
mengeluarkan lava pijar berupa batu dan kerikil yang suhunya mencapai
600-100 derajat Celcius.
"Jika kita terkena lontaran batu pijar dipastikan akan meninggal dunia," katanya.
Oleh
karena itu, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)
Departemen Sumber Energi dan Mineral, Bandung hanya memberikan
rekomendasi dua kilo meter dari titik letusan.
Meningkatnya letusan Gunung Anak Krakatau hingga mengeluarkan asap setinggi 100-800 meter berwarna putih kelabu ke arah utara.
Kepulan asap itu telihat jelas di pantai Anyer dan Carita sepanjang 42 kilometer mirip "corobong kereta coboy".
Menurut dia, sejak 6 Mei 2009 status Gunung Anak Krakatau dinaikkan
menjadi siaga atau level III dari status waspada atau level II,
menyusul meningkatnya aktivitas kegempaan vulkanik, letusan, tremor dan
embusan.
"Selama status siaga tentu pengunjung dan nelayan tidak
diperbolehkan mendekati kawasan letusan karena berbahaya terkena
lontaran bebatuan," ujarnya.
Sementara itu, Nurmanah (45)
seorang pengunjung Hotel Nusa Dua, Pantai Anyer, warga Pasir Ona
Rangkasbitung, mengaku saat ini kepulan asap Gunung Anak Krakatau
terlihat jelas, bahkan sepanjang malam mengeluarkan sembuaran pijar
lava berwarna kemerah-merahan seperti api.
"Kami beruntung mengikuti bimbingan teknis di Hotel Nusa Dua bisa melihat langsung kepulan asap maupun semburan pijar gunung merapi yang berada di perairan Selat Sunda,". ujar Nurmanah.
Serang,
17/6 (ANTARA) - Letusan Gunung Anak Krakatau, di perairan Selat Sunda,
saat ini mencapai 828 kali sehingga status masih "siaga" atau level
III, dan berbahaya jika mendekati kawasan gunung tersebut.
"Selain letusan juga kegempaan vulkanik dangkal sebanyak 63 kali,
tremor 434 kali, dan embusan mencapai 366 kali," kata Kepala Pemantauan
Pos Gunung Anak Krakatau di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka,
Kabupaten Serang, Anton Prambudi, Rabu.
Anton mengatakan, selama sepekan terakhir ini aktivitas kegempaan vulkanik Anak Krakatau mengalami peningkatan.
Bahkan frekeunsi kegempaan dan letusan terjadi setiap interval tiga sampai enam menit.
Kondisi
demikian, hingga saat ini kawasan Gunung Anak Krakatau berbahaya karena
mengeluarkan lava pijar berupa batu dan kerikil yang suhunya mencapai
600-100 derajat Celcius.
"Jika kita terkena lontaran batu pijar dipastikan akan meninggal dunia," katanya.
Oleh
karena itu, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)
Departemen Sumber Energi dan Mineral, Bandung hanya memberikan
rekomendasi dua kilo meter dari titik letusan.
Meningkatnya letusan Gunung Anak Krakatau hingga mengeluarkan asap setinggi 100-800 meter berwarna putih kelabu ke arah utara.
Kepulan asap itu telihat jelas di pantai Anyer dan Carita sepanjang 42 kilometer mirip "corobong kereta coboy".
Menurut dia, sejak 6 Mei 2009 status Gunung Anak Krakatau dinaikkan
menjadi siaga atau level III dari status waspada atau level II,
menyusul meningkatnya aktivitas kegempaan vulkanik, letusan, tremor dan
embusan.
"Selama status siaga tentu pengunjung dan nelayan tidak
diperbolehkan mendekati kawasan letusan karena berbahaya terkena
lontaran bebatuan," ujarnya.
Sementara itu, Nurmanah (45)
seorang pengunjung Hotel Nusa Dua, Pantai Anyer, warga Pasir Ona
Rangkasbitung, mengaku saat ini kepulan asap Gunung Anak Krakatau
terlihat jelas, bahkan sepanjang malam mengeluarkan sembuaran pijar
lava berwarna kemerah-merahan seperti api.
"Kami beruntung mengikuti bimbingan teknis di Hotel Nusa Dua bisa melihat langsung kepulan asap maupun semburan pijar gunung merapi yang berada di perairan Selat Sunda,". ujar Nurmanah.
Hadi Suwarno- Jumlah posting : 8
Age : 54
Perusahaan : Travel Club Magazine
Jabatan : Manajer Iklan
Registration date : 20.01.09
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik
|
|
Tue Dec 22, 2009 1:51 pm by thomas
» Resolusi Tahun Baru 2010
Wed Dec 16, 2009 2:38 pm by Rainer
» Gunung Krakatau Meletus
Wed Jun 17, 2009 4:49 pm by Hadi Suwarno